metabolisme vitamin c

Metabolisme Vitamin C

metabolisme vitamin c

1. Pengertian Vitamin C

Vitamin C adalah kristal putih yang merupakan zat larut dalam air. Pada kondisi kering vitamin C memiliki kondisi yang dapat stabil, akan tetapi pada keadaan larut vitamin C mudah rusak karena kontak langsung dengan udara panas. Vitamin C juga tidak dapat stabil dalam larutan alkali, tetapi dapat stabil dalam larutan asam (Almatsier, 2011). Dalam proses biokimia vitamin C memegang peran yang cukup penting yaitu dapat memperbanyak reduktan biologi sebagai kofaktor yang penting untuk reaksi reduksi logam seperti pada besi dan tembaga, sebagai antioksidan untuk hidroliksasi pembentukan kolagen, sebagai fungsi oksigenasi dan meningkatkan penyerapan pada metabolisme zat besi (Gibson, 2005).

Vitamin C memiliki peran dalam sistem kekebalan tubuh yang sangat bermanfaat mendorong sel darah putih dan antibodi interferon yang dapat melindungi tubuh dari ancaman virus dan sel kanker. Vitamin C juga berfungsi..sebagai antioksidan yang dapat mencegah sel yang rusak akibat dari radikal bebas. Sehingga sangat diperlukan asupan vitamin C yang dapt dikonsumsi secara teratur untuk menjaga kesehatan dalam tubuh (Grooper & Smith, 2012).

2. Sumber Makanan Vitamin C

Sumber vitamin C dapat diperoleh dari buah-buahan dan sayuran. Vitamin C yang diperoleh dari buah-buahan dapat ditemukan pada buah beri, jeruk, strawberry, kiwi, melon, nanas dan buah-buahan musim panas. Sedangkan vitamin C pada syuran dapat ditemukan pada tomat, paprika, bunga kol, brocoli yang sangat efektif sebagai penangkal radikal bebas (Barasi, 2009).

3. Fungsi Vitamin C

Vitamin C memiliki peran…dalam membantu proses penyerapan zat besi, sehingga apabila terjadi kekurangan vitamin C dalam tubuh, maka..proses penyerapan zat besi akan berkurang dan dapat menyebabkan anemia. Vitamin C juga berfungsi dalam peningkatan penyerapan zat..besi non heme hingga empat kali lipat dengan mengubah zat besi feri menjadi fero..pada usus halus untuk mudah di absorbsi. Vitamin C dapat menghambat pembentukan hemosiderin…yang sulit untuk membebaskan zat besi yang diperlukan (Almatsier, 2011).

Vitamin C juga memiliki peran yang diperlukan dalam tubuh, diantaranya sintesis karnitin, sintesis kolagen, sintesis tirosin, katabolisme dan neurotransmitter. Enzim yang terdapat dalam vitamin C berfungsi untuk mengkatalisis berbagai reaksi yang mengandung kofaktor logam (tembaga dan besi). Vitamin C berfungsi sebagai antioksidan yang dapat mempertahankan atom besi dan tembaga dalam metalloenzim yang kurang. Pada reaksi..enzimatik vitamin C memiliki..peran yang sangat penting sebagai antioksidan dalam tubuh (Gropper & Smith, 2012).

4. Metabolisme dan Ekskresi Vitamin C

Proses metabolisme penyerapan vitamin C melalui saluran cerna, pada bagian usus halus secara difusi kemudian masuk ke peredaran darah melalui vera porta. Vitamin C terdistribusi luas dalam jaringan tubuh. Eliminasi vitamin C melalui urin setelah ekskresi dari ginjal (Pakaya, 2014).

Vitamin C yang telah dikonsumsi, kelebihannya akan diekskresi dalam urin, keringat dan feses. Ekskresi melalui urin terjadi dalam waktu 3-6 jam sedangkan melalui feses dalam waktu 24 jam dan melalui ekskresi melalui keringat cukup sedikit. Vitamin C yang dikonsumsi melalui oral maupun parenteral cepat diekskresi melalui urin. Dalam ginjal vitamin C dapat menembus glomerolus untuk masuk dalam cairan filtrat yang akan diserap kembali dalam tubuh (Sediaoetama, 2007).

5. Peran Vitamin C pada Remaja Putri

Vitamin C merupakan vitamin yang larut dalam air. Peran vitamin C dalam tubuh yaitu sebagai antioksidan yang berfungsi untuk menetralkan radikal bebas dan racun yang ada pada tubuh sehingga daya tahan tubuh meningkat. Antioksidan yang terdapat dalam vitamin C dapat menjaga kesehatan saluran pernafasan karena radikal bebas yang masuk dalam saluran pernafasan dapat dinetralkan (Pakaya, 2014). Penyakit yang dapat terjadi akibat dari kekurangan vitamin C adalah penyakit scurvy. Penyakit ini dapat menyebabkan pucat, rasa lelah pada tubuh dan pendarahan pada kulit dan gusi (Gibson, 2005).

Vitamin memiliki fungsi dalam pembentukan kolagen dalam tubuh. Vitamin C sangat diperlukan dalam tubuh untuk proses hidroksilasi prolin dan lisin menjadi hidroksiprolin yang merupakan bahan pembuatan kolagen. Kolagen adalah senyawa protein yang dapat mempengaruhi integritas struktur sel di semua jaringan ikat baik di tulang rawan, kulit maupun tendon (Kocot dkk, 2017).

Vitamin C memiliki antioksidan yang penting untuk sistem saraf otak. Intraseluler vitamin C dapat membantu menjaga integritas dan fungsi beberapa proses dalam sistem saraf pusat, termasuk pematangan dan diferensiasi neuron, pembentukan mielin, sintesis katekolamin, dan modulasi neurotransmitter. Vitamin C bertindak sebagai faktor pendamping dalam sintesis neurotransmiter, khususnya katekolamin, dopamin dan norepinefrin. Sintesis neurotransmitter bekerja sebagai penghubung antara otak ke seluruh jaringan saraf dan pengendalian fungsi tubuh (Kocot dkk, 2017).

Daftar Pustaka

  • Almatsier, S. (2011). Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
  • Barasi, M. E. (2009). Ilmu Gizi. Jakarta: Penerbit Erlangga.
  • Gibson, R. (2005). Principles of Nutritional Assessment 216. nd Ed. New York: Oxford University Press Inc.
  • Kocot, J., Luchowska-kocot, D., Musik, I., & Kurzepa, J. (2017). Does Vitamin C Influence Neurodegenerative Diseases and Psychiatric Disorders. Nutrients, 9(659), 2ā€“29. https://doi.org/10.3390/nu9070659
  • Pakaya, D. (2014). Peranan Vitamin C pada Kulit. Jurnal Ilmiah Kedokteran, 1(2), 45ā€“54.
  • Sediaoetama, A. D. (2007). Ilmu Gizi untuk Mahasiswa dan Profesi (Jilid I). Jakarta: Dian Rakyat.

 

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *