1. Pengertian Vitamin B12
Vitamin B12 merupakan vitamin yang larut air. Vitamin B12 juga biasa disebut dengan Cobalamin yang merupakan salah satu dari delapan vitamin B dan vitamin B12 memiliki peran dalam metabolisme sel yang terkait erat dengan asam folat. Bentuk lain dari cobalamin dapat dikonversi menjadi metil atau 5-deoksiadenosil yang diperlukan sebagai faktor-faktor co untuk metionin sintase dan L-metil-malonil-CoA mutase. Metionin sintase sangat penting untuk sintesis purin dan pirimidin. Reaksi tergantung pada metil cobalamin sebagai kofaktor dan juga tergantung pada folat, di mana kelompok metil metiltrimrahidolat dipindahkan ke homosistein untuk membentuk metionin dan tetrahidrofolat (Gibson, 2005).
2. Sumber Makanan Vitamin B12
Makanan yang berasal dari hewan merupakan sumber utama dari vitamin B12 yang telah memperoleh cobalamin dari mikroorganisme. Vitamin B12 dalam makanan nabati cukup sedikit ditemukan akan tetapi dapat ditemukan baik dari kontaminasi dengan mikroorganisme dari bakteri pengikat nitrogen pada akar tanaman (Grooper & Smith, 2012).
3. Fungsi Vitamin B12
Vitamin B12 atau disebut sebagai cobalamin memiliki peran penting untuk aktifitas sel saraf, produksi sel darah merah, sel darah putih, platelet darah serta replikasi DNA. Vitamin B12 bersama dengan asam folat berperan dalam mengubah folat menjadi bentuk yang aktif dan dapat berfungsi untuk sel-sel saluran pencernaan, sumsum tulang, metabolisme sel dan jaringan saraf. Vitamin B12 termasuk dalam satu carbon metabolisme, yang memiliki fungsi transfer kelompok metil dan reaksi metilasi digunakan untuk sintesis dan metabolisme neurotransmitter serta fosfolipid pada sistem saraf pusat. Vitamin B12 juga berperan dalam sintesis asam nukleat, metabolisme asam lemak, hematopoesis, dan pembentukan asam amino dalam siklus sitrat di dalam mitokondria (Green dkk, 2017).
4. Metabolisme dan Eksresi Vitamin B12
Vitamin B12 digunakan di dalam tubuh untuk proses metabolisme. Vitamin B12, juga dikenal sebagai cobalamin, diserap oleh tubuh di dalam usus. Ketika mengkonsumsi makanan yang mengandung vitamin B12 maka di usus, B12 akan mengikat protein R-binder, yang merupakan protein dalam fagosit dan dalam plasma. Protein R-binder kemudian membawa vitamin B12 dan melepasan vitamin B12 ke faktor intrinsik, yang diproduksi oleh sel parietal lambung. Terakhir, vitamin B12 ditransfer ke transcobalamin II, yang dikeluarkan ke dalam sistem sirkulasi. Vitamin B12 kemudian digunakan di dalam sumsum tulang, hati, dan otak. Kekurangan vitamin B12 dapat disebabkan pada masing-masing tahap ini. Pertama, kekurangan dapat terjadi jika protein R-binder tidak dapat mengikat vitamin B12, yang menghasilkan berkurangnya penyerapan vitamin B12 dan peningkatan ekskresi vitamin B12. Vitamin B12 mengalami sedikit atau tidak ada degradasi sebelum ekskresi. Hasilnya sekitar 0,1% (2 μg) per hari, dengan sebagian besar vitamin diekskresikan (tetapi diserap kembali) dalam empedu dan hanya sejumlah kecil (<0,25 μg / hari) yang hilang dalam urin (Gropper & Smith, 2012).
5. Peran Vitamin B12 pada Remaja Putri
Vitamin B12 adalah vitamin B esensial yang memainkan peran integral dalam sintesis DNA, reaksi metilasi, dan pemeliharaan stabilitas genomik. Cobalamin adalah kofaktor untuk methionine sintase, enzim yang mengubah 5-methyltetrahydrofolate menjadi tetrahydrofolate melalui remetilasi homocysteine menjadi methionine. Methionine sintase diperlukan untuk produksi S-adenosylmethionine, yang terlibat dalam reaksi metilasi dalam tubuh dan merupakan donor metil penting untuk sintesis neurotransmitter dan pemeliharaan integritas seluler (Sudha dkk, 2016).
Vitamin B12 diperlukan untuk sintesis dan metilasi yang sangat penting untuk pembelahan dan pertumbuhan sel, termasuk pada otak janin yang sedang berkembang. Vitamin B12 memainkan peran penting dalam meilinisasi saraf, sinaptogenesis, dan sintesis neurotransmitter, dengan efek potensial pada perkembangan dan fungsi kognitif. Kekurangan vitamin B12 dapat mengancam perkembangan otak dini, melalui demielinasi dan mensimulasikan proses autoimun yang menghalangi faktor intrinsik untuk penyerapan kobalamin, mirip dengan anemia pernisiosa, penyakit autoimun yang menghambat faktor intrinsik. Ketidakcukupan vitamin B12 dalam rahim telah dikaitkan dengan gangguan pertumbuhan, fungsi psikomotorik, dan perkembangan otak dalam studi epidemiologi (Black, 2008).
Daftar Pustaka
- Black, M. M. (2008). Effects of Vitamin B12 and Folate Deficiency on Brain Development in Children. 29(2), 126–131.
- Dietitians of Canada. (2017). Food Sources of Vitamin B 12. Retrieved from https://www.dietitians.ca/getattachment/45413d68-0639-4ad6-8de6-10eb97556e5f/FACTSHEET-Food-Sources-of-Vitamin-B12.pdf.aspx
- Gibson, R. (2005). Principles of Nutritional Assessment 216. nd Ed. New York: Oxford University Press Inc.
- Green, R., Allen, L. H., & Brito, A. (2017). Vitamin B 12 Deficiency. Nature Reviews, 3, 1–19. https://doi.org/10.1038/nrdp.2017.40
- Gropper, S., & Smith, J. (2012). Advanced Nutrition And Human Metabolism. Sixth Edition (Sixth Edit). Wadsworth: Balmont CA.
- Sudha, Venkatramanan Ilianna, E. A., Strupp, B. J., & Finkelstei, J. L. (2016). Vitamin B-12 and Cognition in Children. Advances in Nutrition, 7(5), 879–888. Retrieved from https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC5015033/