Pengertian Vitamin C
Vitamin C adalah kristal putih yang merupakan zat larut dalam air. Pada kondisi kering vitamin C memiliki kondisi yang dapat stabil, akan tetapi pada keadaan larut vitamin C mudah rusak karena kontak langsung dengan udara panas. Vitamin C juga tidak dapat stabil dalam larutan alkali, tetapi dapat stabil dalam larutan asam (Almatsier, 2011). Dalam proses biokimia vitamin C memegang peran yang cukup penting yaitu dapat memperbanyak reduktan biologi sebagai kofaktor yang penting untuk reaksi reduksi logam seperti pada besi dan tembaga, sebagai antioksidan untuk hidroliksasi pembentukan kolagen, sebagai fungsi oksigenasi dan meningkatkan penyerapan pada metabolisme zat besi (Gibson, 2005).
Sumber Vitamin C
Sumber vitamin C dapat diperoleh dari buah-buahan dan sayuran. Vitamin C yang diperoleh dari buah-buahan dapat ditemukan pada buah beri, jeruk, strawberry, kiwi, melon, nanas dan buah-buahan musim panas. Sedangkan vitamin C pada syuran dapat ditemukan pada tomat, paprika, bunga kol, brocoli yang sangat efektif sebagai penangkal radikal bebas (Barasi, 2009).
Fungsi Vitamin C bagi Tubuh
Fungsi vitamin C bagi tubuh memiliki peran dalam membantu proses penyerapan zat besi, sehingga apabila terjadi kekurangan vitamin C dalam tubuh, maka proses penyerapan zat besi akan berkurang dan dapat menyebabkan anemia. Vitamin C juga berfungsi dalam peningkatan penyerapan zat besi non heme hingga empat kali lipat dengan mengubah zat besi feri menjadi fero pada usus halus untuk mudah di absorbsi. Vitamin C dapat menghambat pembentukan hemosiderin yang sulit untuk membebaskan zat besi yang diperlukan (Almatsier, 2011).
Vitamin C juga memiliki peran yang diperlukan dalam tubuh, diantaranya sintesis karnitin, sintesis kolagen, sintesis tirosin, katabolisme dan neurotransmitter. Enzim yang terdapat dalam vitamin C berfungsi untuk mengkatalisis berbagai reaksi yang mengandung kofaktor logam (tembaga dan besi). Vitamin C berfungsi sebagai antioksidan yang dapat mempertahankan atom besi dan tembaga dalam metalloenzim yang kurang. Pada reaksi enzimatik vitamin C memiliki peran yang sangat penting sebagai antioksidan dalam tubuh (Gropper & Smith, 2012).
Metabolisme Vitamin C dalam Tubuh
Proses penyerapan vitamin C melalui saluran cerna, pada bagian usus halus secara difusi kemudian masuk ke peredaran darah melalui vera porta. Vitamin C terdistribusi luas dalam jaringan tubuh. Eliminasi vitamin C melalui urin setelah ekskresi dari ginjal (Pakaya, 2014).
Vitamin C yang telah dikonsumsi, kelebihannya akan diekskresi dalam urin, keringat dan feses. Ekskresi melalui urin terjadi dalam waktu 3-6 jam sedangkan melalui feses dalam waktu 24 jam dan melalui ekskresi melalui keringat cukup sedikit. Vitamin C yang dikonsumsi melalui oral maupun parenteral cepat diekskresi melalui urin. Dalam ginjal vitamin C dapat menembus glomerolus untuk masuk dalam cairan filtrat yang akan diserap kembali dalam tubuh (Sediaoetama, 2007).
Daftar Pustaka
- Gibson, R. (2005). Principles of Nutritional Assessment 216. nd Ed. New York: Oxford University Press Inc.
- Almatsier, S. (2011). Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Azadirachta, F. L., & Sumarmi, S. (2017). Pendidikan Gizi Menggunakan Media Buku Saku. Media Gizi Indonesia, 12(2), 107–115.
- Barasi, M. E. (2009). Ilmu Gizi. Jakarta: Penerbit Erlangga.
- Gropper, S., & Smith, J. (2012). Advanced Nutrition And Human Metabolism. Sixth Edition (Sixth Edit). Wadsworth: Balmont CA.
- Pakaya, D. (2014). Peranan Vitamin C pada Kulit. Jurnal Ilmiah Kedokteran, 1(2), 45–54.
- Sediaoetama, A. D. (2007). Ilmu Gizi untuk Mahasiswa dan Profesi (Jilid I). Jakarta: Dian Rakyat.