Penilaian status gizi bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya status gizi yang salah. Penilaian status gizi menjadi penting karena dapat menyebabkan terjadinya kesakitan dan kematian terkait dengan status gizi. Oleh karena itu dengan diketahuinya status gizi, dapat dilakukan upaya untuk memperbaiki tingkat kesehatan pada masyarakat. Penilaian status gizi seseorang tergantung dari asupan gizi dan kebutuhannya, jika antara asupan gizi dengan kebutuhan tubuhnya seimbang, maka akan menghasilkan status gizi baik. Kebutuhan asupan gizi setiap individu berbeda antarindividu, hal ini tergantung pada usia, jenis kelamin, aktivitas, berat badan ,dan tinggi badan.
Penilaian Status Gizi Secara Langsung
Penilaian status gizi secara langsung dapat dibagi menjadi 4 penilaian diantaranya adalah penilaian status gizi antropometri, klinis, biokimia dan biofisik. Berikut penjelasan penilaian status gizi secara langsung :
Antropometri
Antropometri dalam ilmu gizi dikaitkan dengan proses pertumbuhan tubuh manusia. Ukuran tubuh manusia akan berubah seiring dengan bertambahnya umur, pertumbuhan yang baik akan menghasilkan berat dan tinggi badan yang optimal. Kesesuaian antara pertumbuhan seseorang dengan pertumbuhan yang umum terjadi pada anak sehat, akan menghasilkan status gizi yang baik. Pertambahan ukuran tubuh dapat menjadi acuan dalam penentuan status gizi. Jadi antropometri gizi adalah berbagai macam pengukuran dimensi dan komposisi tubuh dari berbagai tingkat umur dan tingkat gizi.
Beberapa contoh jenis ukuran antropometri yang sering digunakan untuk menilai status gizi diantaranya berat badan, panjang atau tinggi badan, lingkar lengan atas, lapisan lemak bawah kulit, lingkar kepala, lingkar dada, dan lainnya. Pada kegiatan penimbangan balita di Posyandu dilakukan pengukuran berat badan dengan menggunakan dacin, di Puskesmas pengukuran berat badan pasien dengan timbangan detecto atau bathroom scale, pengukuran tinggi badan dengan mikrotois. Jenis alat yang dipakai di Posyandu, Puskesmas maupun di rumah sakit tersebut adalah merupakan jenis alat ukur antropometri.
Klinis
Penilaian status gizi secara klinis yang dapat dilakukan dengan melihat tanda (sign) dan gejala (symptom). Tanda (sign) merupakan fenomena yang dilaporkan oleh pemeriksa sedangkan sign merupakan fenomena yang dinyatakan oleh pasien. Pemeriksaan klinik mempelajari gejala yang muncul dari tubuh sebagai akibat dari kelebihan atau kekurangan salah satu zat gizi tertentu serta mengamati & mengevaluasi tanda-tanda klinis atau perubahan fisik yang ditimbulkan akibat gangguan kesehatan & penyakit kurang gizi.
Metode ini didasarkan atas perubahan-perubahan yang terjadi yang dihubungkan dengan ketidakcukupan zat gizi yang dapat dilihat pada jaringan epitel (superficial epithelial tissues) seperti kulit, mata, rambut, dan mukosa oral atau pada organ-organ yang dekat dengan permukaan tubuh seperti kelenjar tiroid. Setiap zat gizi memberikan tampilan klinis yang berbeda, sehingga cara ini dianggap spesifik namun sangat subjektif. Penilaian ststud gizi secara klinis melalui pemeriksaan klinis pada berbagai masalah gizi meliputi Kurang Vitamin A, Kurang Energi Protein, dan Gangguan Akibat kekurangan Iodium.
Biokimia
Metode biokimia atau secara laboratorium yang hasilnya justru paling akurat. Melalui metode biokimia atau laboratorium dapat diketahui status zat besi dalam darah, status gula darah dalam darah, status iodium dalam urin, status vitamain A dalam plasma darah, dan sebagainya. Specimen atau percontoh yang biasa digunakan adalah darah, urin, feces, dan lain-lain.
Pemeriksaan biokimia dilakukan terutama untuk mendekteksi keadaan defisiensi zat gizi sub-klinikal, artinya sudah mengalami kelainan biokimia namun tanpa tanda-tanda atau gejala klinis, sehingga sering digunakan untuk menggambarkan tahap awal dari suatu penyakit atau kondisi, sebelum gejala terdeteksi oleh pemeriksaan klinis atau pemeriksaan laboratorium.
Dalam penilaian status gizi dengan cara pemeriksaan secara biokimia sering memerlukan peralatan yang hanya ada di rumah sakit atau puskemas, sehingga sulit terjangkau oleh penduduk yang tinggal jauh dari sarana kesehatan. Namun kemudian dapat diupayakan oleh anggota keluarganya atau kerabat untuk mengumpulkan urin dan feces; atau darah oleh petugas kesehatan yang bertugas di daerah tersebut untuk kemudian dibawa ke laboratorium untuk dianalisis selanjutnya oleh tenaga analis kesehatan.
Biofisik
Biofisik adalah penilaian status gizi dengan melihat kemampuan fungsi khususnya jaringan dan melihat perubahan struktur jaringan. Pemeriksaan biofisik biasanya digunakan dalam situasi tertentu seperti kejadian rabun senja epidemik.
Penilaian Status Gizi Seara Tidak Langsung
Penilaian status gizi secara tidak langsung dapat dibagi menjadi tiga penilaian yaitu penilaian survei konsumsi makanan, statistik vital, dan faktor ekologi. Berikut penjelasan penilaian status gizi secara tidak langsung.
Survei Konsumsi Makan
Survei konsumsi makanan merupakan metode penilaian Status Gizi seara Biokimian status gizi secara tidak langsung dengan melihat jumlah dam jenis zat gizi yang dikonsumsi. Pengumpulan data konsumsi makanan dapat memberikan gambaran tentang konsumsi berbagai zat gizi pada masyarakat, keluarga dan individu. Survei ini dapat mengindetifikasikan kelebihan dan kekurangan zat gizi.
Statistik Vital
Statistik vital merupakan penilaian status gizi dengan melakukan analisis data beberapa statistik kesehatan seperti angka kematian berdasarkan usia, angka kesakitan dan kematian akibat penyebab tertentu, dan data lainnya yang berhubungan dengan gizi. Penggunaannya dipertimbangkan sebagai bagian dari indikator tidak langsung pengukuran status gizi masyarakat.
Faktor Ekologi
Faktor ekologi merupakan penilaian status gizi dengan melihat hasil insteraksi beberapa faktor fisik, biologis, lingkungan budaya terjadinya suatu masalah gizi. Jumlah makanan yang tersedia sangat bergantung pada kondisi dan keadaan lingkungan ekologi seperti iklim, tanah, irigasi, dll. Pengukuran faktor ekologi dipandang sangat penting untuk mengetahui penyebab malnutrisi di suatu masyarakat sebagai dasar untuk mengetahui penyebeb terjadinya malnutrisi di suatu masyarakat sebagai dasar untuk melakukan program intervensi gizi.
Rekomendasi Buku Penilaian Status Gizi
Buku “Penilaian Status Gizi” yang di tulis oleh I Dewa Nyoman Supariasa, Bachyar Bakri dan Ibnu Fajar merupakan buku Edisi 2 cetakan Tahun 2016. Buku ini dlengkapi dengan pembahasan metode penilaian status gizi secara antropometri, konsumsi pangan, klinis, biokimia, ekologi, statistik vital, serta penilaian status gizi di rumah sakit. Buku tersebut sangat aku rekomendasikan buat mahasiswa gizi karena dapat membantu praktek mata kuliah penilaian status gizi dan praktek kerja lapang di rumah sakit maupun di masyarakat cara yang baik dan benar dalam melakukan penilaian status gizi seseorang baik individu maupun kelompok.
Daftar Pustaka
Supariasa, I. D. N., Bakri, B., & Fajar, I. (2016). Penilaian Status Gizi. Jakarta: EGC.