Faktor yang dapat mempengaruhi kebiasaan makan seseorang diantaranya yaitu meningkatnya partisipasi dalam kehidupan sosial dan aktivitas. Faktor yang dapat mempengaruhi pola konsumsi makan dibagi menjadi 2 faktor yaitu faktor internal yang terdiri dari umur, IMT, jenis kelamin, pengetahuan gizi, keyakinan, nilai dan norma, pemilihan makanan, kebutuhan fisiologis tubuh, body image / citra diri, konsep diri, perkembangan psikososial, kesehatan dan faktor eksternal terdiri atas tingkat ekonomi, keluarga, pekerjaan, pendidikan orang tua, sosial dan budaya, peran orang tua, teman sebaya, pengalaman individu dan pengaruh media (Bonnie dkk, 2000).
1. Umur
Kelompok anak menurut usia dibagi menjadi tiga golongan yaitu anak usia prasekolah (1-6 tahun) dan anak usia sekolah (6-12 tahun). Komposisi tubuh setelah berusia 5 tahun akan mengalami perubahan. Sebagian besar waktu usia sekolah anak banyak dimanfaatkan dengan aktivitas berada diluar rumah sekitar 3-6 jam di sekolah, beberapa jam untuk bermain, berolahraga, dan sebagainya. Sehingga anak memerlukan energi yang lebih banyak. Semakin bertambahnya usia akan semakin tinggi juga untuk tingkat kebutuhan gizinya (Kurniasih, 2010).
2. Jenis Kelamin
Jenis kelamin merupakan faktor internal kebutuhan gizi seseorang. Kebutuhan gizi antara laki-laki dan perempuan sangat berbeda, hal ini karena pertumbuhan dan perkembangan juga berbeda. Berdasarkan hasil penelitian (Bonnie dkk, 2000) mengatakan bahwa anak laki-laki pada usia sekolah mengkonsumsi asupan energi dan zat gizi lebih besar dibandingkat dengan perempuan, hal tersebut terjadi karena nafsu makan untuk anak laki-laki lebih tinggi dibandingkan dengan perempuan.
3. Pengetahuan Gizi
Pengetahuan merupakan hasil “tahu” seseorang yang diperoleh saat setelah melakukan pengindraan pada suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indera manusia, yakini indera pengelihatan, pendengaran, penciuman, rasa, dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting dalam membentuk tindakan seseorang (over behaviour) (Notoatmodjo, 2007).
Pengetahuan gizi sebaiknya mulai ditanamkan sejak anak usia dini sehingga anak tersebut mampu memenuhi kebutuhan energinya dengan perilaku makannya. Pengetahuan gizi sangat bermanfaat dalam menentukan apa yang kita konsumsi setiap harinya (Notoatmojo, 2007).
Pengetahuan gizi sangat diperlukan dimana pengetahuan gizi merupakan aspek kognitif yang menunjukkan tingkat pemahaman seseorang yang berkaitan dengan ilmu gizi, jenis zat gizi, serta interaksinya terhadap status gizi dan kesehatan. Pengetahuan gizi dapat dijadikan sebagai landasan yang sangat penting dalam menentukan konsumsi makanan (Khomsan, 2000).
4. Pekerjaan Orang Tua
Pekerjaan merupakan suatu kegiatan yang menggunakan waktu untuk memberikan suatu penghasilan yang besar. Pekerjaan dapat mempengaruhi tingkat pendapatan keluarga yang akan digunakan sebagai pemenuhan kebutuhan hidup. Jenis pekerjaan seseorang berhubungan erat dengan pendapatan yang merupakan faktor penting dalam menentukan kualitas dan kuantitas makanan yang akan di konsumsi (Suhardjo, 2007).
5. Pendidikan Ibu
Pendidikan ibu merupakan salah satu hal yang berpengaruh pada status gizi keluarga. Ibu yang memiliki pendidikan yang lebih tinggi biasanya..memiliki pengetahuan yang lebih baik, karena seseorang yang…berpendidikan tinggi akan lebih mudah memperoleh dan memahami informasi. Faktor pendidikan turut menentukan. mudah tidaknya seseorang menyerap dan memahami pengetahuan dalam hal apapun termasuk gizi (Gibney dkk, 2009).
Pola konsusmsi makanan yang sehat cendenrung dapat dilakukan oleh ibu yang berpendidikan tinggi. Hal ini dapat diasumsikan karena mereka lebih sadar terhadap kesehatan sehingga mempunyai gaya hidup..yang lebih sehat. Pendididkan yang lebih tinggi dapat membantu dalam pembentukan konsep antara hubungan..pola konsumsi makan dan kesehatan pada individu (Gibney dkk, 2009).
6. Peran Orang Tua
Orang tua memiliki peran penting dalam membentuk perilaku anak, terutama perilaku konsumsi makan. Perilaku makan anak dapat dibentuk oleh ibu yang berperan sebagai orang tua. Orang tua berfungsi sebagai promosi kesehatan yaitu prinsip gizi seimbang pada keluarga. Keluarga yang sering mendapatkan informasi yang berkaitan dengan promosi kesehatan gizi untuk anak dan anggota keluarga lainnya maka secara tidak langsung perilaku gizi keluarga akan semakin baik terutama pada perilaku konsumsi makanan (Almatsier, 2011).
7. Teman Sebaya
Teman atau kelompok sebaya memiliki pengaruh yang cukup kuat terhadap pemilihan makan individu yang mulai mempengaruhi sejak anak sekolah. Hal ini dapat menyebabkan kebutuhan gizi anak dapat terabaikan, yang mana kebutuhan zat gizi anak tidak terpenuhi dengan baik. Usia remaja merupakan hal yang paling penting agar dapat diterima oleh teman sebaya adalah pemilihan makanan individu tersebut (Saufik dkk, 2012).
8. Dampak Media Massa
Media massa merupakan…faktor eksternal yang dapat mengubah perilaku..seseorang melalui proses belajar sosial dengan memberikan kominakasi. Komunikasi sosial dapat memberikan penambahan pengetahuan, perubahan…sikap dan perilaku. Anak usia 5-10 tahun lebih sering menonton iklan daripada anak..umur 11-12 tahun. Hal tersebut dapat..terjadi karena anak yang lebih tua akan menyadari..tujuan komersial dari iklan yang dilihat yaitu menjual produk dan bukan..untuk hiburan..maupun pendidikan (Almatsier, 2011).
Daftar Pustaka
- Almatsier, S. (2011). Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
- Bonnie, S., Worthington, R., & Williams, S. R. (2000). Nutrition Throughout the Life Cycle. United: Mcgrawhill Book Companies Inc.
- Khomsan, A. (2000). Teknik Pengukuran Pengetahuan Gizi. Bogor: ITB.
- Kurniasih, D. (2010). Sehat dan Bugar Berkat Gizi Seimbang. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
- Saufika, A., Retnaningsih, & Alfiasari. (2012). Gaya Hidup dan Kebiasaan Makan Mahasiswa. Jurnal Ilmu Kesehatan, 5(2), 157–165.
- Suhardjo. (2007). Berbagai Cara Pendidikan Gizi. Jakarta: Aksara Bekerjasama dengan Pusat Antar Universitas Pangan dan Gizi Institusi Pertanian Bogor.