Dampak Kekurangan Vitamin B1 (Thiamin)
Kekurangan thiamin dapat terjadi karena kurangnya konsumsi (biasanya disertai kekurangan konsumsi energi), gangguan absorbsi, ketidak mampuan tubuh menggunakan thiamin, ataupun meningkatnya kebutuhan. Gejala klinis menyangkut sistemsyaraf dan jantung, yang dalam keadaan berat dinamakan beri-beri, baik biri-bi basah maupun beri-beri kering. Biri biri basah ditandai dengan sesak napas dan edema setelah mengalami kelelahan yang berkepanjangan. Beri-beri kering ditandai dengan kelemahan otot luar biasa dan deregerati syaraf perifer yang dapat berlanjut dengan kelumpuhan kaki.
Dampak Kekurangan Vitamin B2 (Riboflavin)
Kekurangan Riboflavin biasa terjadi karena bersamaan dengan vitamin larut air lainnya. Tanda kekurangan akan terlihat setelah beberapa bulan kekurangan, seperti mata panas dan gatal, tidak tahan cahaya, kehilangan ketajaman mata, bibir, mulut serta lidah sakit dan panas. Gejala ini berkembang menjadi bibir meradang, stomatitis angular (sudut mulut pecah), glossitis (lidah licin dan berwarna keunguan) dan pembesaran kapiler darah disekeliling kornea mata. Disamping itu dapat pula menyebabkan bayi lahir sumbing dan gangguan pertumbuhan.
Dampak Kekurangan Vitamin B3 Niasin (asam Nikotinat)
Gejala kekurangan niasin adalah kelemahan otot, anoreksia, gangguan pencernaan dan kulit memerah. Kekurangan berat menyebabkan palegra (kulit yang terkena sinar matahari meradang dengan pola simetris pada kedua sisi tubuh, pecah-pecah dan menjadi luka) yang mempunyai karakteristik dermatitis, demensia dan diare.
Dampak Kekurangan Vitamin Biotin
Kekurangan biotin jarang terjadi. Gejala jika mengalami kekurangan biotin adalah rasa lelah, kurang nafsu makan, rasa nek dan muntah-muntah, otot sakit, kulit kering dan bersisik, alopesia (kebotakan setempat), dan kesemutan. Pada bayi berumur di bawah enam bulan terlihat gejala dermatitis.
Dampak Kekurangan Asam Pantotenat
Karena Asam Pantotenat terdapat luas di dalam bahan makanan, kekurangan Asam Pantotenat jarang terjadi. Gejala-gejala kekurangan adalah rasa tidak enak pada saluran cerna, kesemutan, dan rasa panas pada kakai, muntah-muntah, diare yang timbul sekali-sekali, rasa lelah dan susah tidur.
Dampak Kekurangan Vitamin B6 (Piridoksin)
Kekurangan vitamin B6 jarang terjadi, biasanya jika terjadi karena kekurangan yang secara bersamaan dengan vitamin B lainnya. Kekurangan vitamin B6 menimbulkan gejala yang berkaitan dengan kekurangan gangguan metabolisme protein seperti lemah, mudah tersinggung, dan sukar tidur. Kekurangan lebih lanjut gangguan pertumbuhan, gangguan fungsi motorik, dan kejang-kejang, anemia, penurunan pembentukan antibodi, peradangan lidah, serta luka pada bibir, sudut-sudut mulut dan kulit.
Dampak Kekurangan Vitamin B9 (Asam Folat)
Kekurangan folat menyebabkan gangguan metabolisme DNA. Akibatnya terjadi gangguan morfologi inti sel terutama sel-sel yang cepat membelah seperti sel darah merah, sel darah putih serta sel-sel epitel lambung dan usus, vagina dan serviks rahim.
Dampak Kekurangan Vitamin B12 (Kobalamin)
Kekurangan vitamin B12 jarang terjadi karena kekurangan dalam makanan, akan tetapi sebagian besar sebagai akibat penyakit saluran cerna atau gangguan absorbsi dan transportasi. Karena vitamin B12 dibutuhkan untuk mengubah folat menjadi bentuk aktifnya, salah satu gejala kekurangan vitamin B12 adalah anemia karena kekuranga folat. Selain itu kekurangan vitamin B12 terganggunya sistesis DNA menyebabkan gangguan perkembangan sel-sel, terutama sel-sel yang cepat membelah. Akibat kekurangan lainnya adalah gangguan syaraf yang menunjukkan degenerasi otak, syaraf mata, syaraf tulang belakang dan syaraf perifer.
Daftar Pustaka
Rahayu, A., Yulidasari, F., & Setiawan, M. I. (2020). Dasar-Dasar Gizi. Yogyakarta: CV Mine.