Pengukuran panjang badan pada bayi dilakukan pada bayi yang berusia di bawah 2 tahun atau saat kondisi bayi tidak bisa berdiri dan harus dilakukan pengukuran dengan cara berbaring. Alat yang digunakan untuk pengukuran panjang badan bayi adalah infatometer. Pada pengukuran tinggi badan anak yang berusia diatas 2 tahun dan sudah dapat berdiri tegak maka alat yang digunakan untuk mengukur adalah microtoice (Par’I, 2016).
Cara Mengukur Panjang Badan Bayi
Adapun prosedur yang perlu diperhatikan saat melakukan pengukuran panjang badan bayi supaya hasil pengukuran tepat dan valid. Pada saat proses pengukuran sebaiknya terdiri atas 2 petugas pengukur, petugas pertama memastikan posisi badan anak dan terutama posisi kepala anak sudah tepat dan petugas kedua melakukan pengukuran panjang badan bayi. Pastikan kondisi anak tidak memepengaruhi hasil pengukuran, sebaiknya anak diukur tidak menggunakan penutup kepala dan tidak sedang menggunkan sepatu. Berikut cara pengukuran panjang badan anak :
- Alat sebaiknya diletakkan pada permukaan yang datar dan keras, setelah itu dilakukan pemasangan alat untuk digunakan pengukuran panjang badan bayi.
- Perhatikan posisi papan penggeser, pada papan yang statis di tempelkan ke posisi dinding dan pada yang dinamis digunakan untuk menggeser ukuran panjang badan bayi.
- Alat yang telah di pasangkan dan diletakkan dengan tepat maka dapat dilakukan pengukuran panjang badan bayi.
- Tidurkan bayi pada alat dengan posisi kepala pada papan yang statis dan posisi kaki pada papan yang dinamis.
- Pastikan posisi badan anak bagian belakang kepala, punggung, pantat dan tumit menempel pada papan. Perkirakan agar garis cuping telinga tegak lurus dengan puncak tulang pipi.
- Petugas 1 memegang bagian kepala anak agar menempel dengan tepat pada bagian alas alat.
- Petugas 2 menggunakan tangan kirinya untuk memegang pergelangan kaki dan tangan kanan menggeser alat sampai menempel pada telapak kaki anak sampai meyentuh tumit anak.
- Setelah posisi tepat petugas 2 kemudian membaca hasil pengukuran dalam akurasi 0,1 cm dan mencatat hasil pengukurannya.
Perlu diperhatikan jika anak yang berusia di bawah 2 tahun akan tetapi sudah dapat berdiri tegak maka dapat dilakukan dengan alat microtoice, akan tetapi hasil pengukurannya dikoreksi terlebih dahulu dan ditambah 0,7 cm untuk mendapatkan hasil panjang badannya. Pada anak yang sudah berusia lebih dari 2 tahun dan tidak dapat berdiri dan pengukuran dilakukan dengan berbaring maka hasil pengukurannya dikurang 0,7 cm untuk mendapatkan hasil tinggi badannya. Standar pertumbuhan WHO 2005 bahwa pada pengukuran panjang badan anak dilakukan pada usia dibawah 2 tahun dan pengukuran tinggi badan dilakukan pada usia anak yang diatas 2 tahun (Par’I 2016).
Dafar Pustaka :
- Par’i, Holil Muhammad. Penilaian Status Gizi. Penerbit : Buku Kedokteran EGC: Jakarta.